Kementerian Perhubungan tingkatkan efisiensi di Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Hal ini dilakukan agar pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia semakin kompetitif dan memiliki daya saing tinggi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan efisiensi di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi fokus utama Kementerian Perhubungan mengingat pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia.
“Kita lagi menghitung bagaimana efisiensi bisa terjadi terutama di Tanjung Priok dan pelabuhan-pelabuhan besar lainnya,” kata Budi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/04/2018).
Melalui upaya efisiensi tersebut, Budi berharap Pelabuhan Tanjung Priok bisa lebih murah 20-30 persen. Seperti diketahui, lanjut Budi, 60 persen distribusi logistik Indonesia berada di Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk Itu, Pelabuhan Tanjung Priok harus lebih cepat dan murah.
“Menurut hemat saya bisa lebih murah 20-30 persen. Kita ingin Priok lebih kompetitif, bebas korupsi dan pungli (pungutan liar),” tegasnya.
Selain pelabuhan-pelabuhan besar, Budi menambahkan, pemerintah juga terus berupaya mengoptimalkan pelabuhan-pelabuhan kecil. Salah satu upaya yang dilakukan dengan melibatkan pengoperasian dan mengoptimalkan muatan kapal perintis agar aktivitas perekonomian lebih meningkat dan pelabuhan bisa dimaksimalkan.
“Pelabuhan-pelabuhan kecil skala ekonominya masih kecil. Oleh karenanya kita mendorong dan mendukung kapal perintis yang beroperasinya di sana yang tentunya juga membuat pelabuhan-pelabuhan di sana bisa maksimal,” pungkasnya.(*)
NO COMMENT