Sejarah INSA
INSA adalah sebuah organisasi sebagai wadah para pengusaha pelayaran yang didirikan pada tahun 1967 dan dikukuhkan melalui surat Keputusan Menteri Maritim No. DP.10/7/9 tanggal 6 September 1967 sebagai satu-satunya badan / organisasi perusahaan pelayaraan yang diakui oleh Pemerintah. Kemudian dikukuhkan dengan SK Menhub No. KP. 8/AL.308/Phb-89 tanggal 28 Oktober 1989.
Tumbuh dan berkembangnya INSA hingga dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keinginan mendasar para pengusaha pelayaran yang tercantum pada mukadimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Organisasi ini berdiri dan tumbuh menjadi wadah pemersatu bagi para pelaku usaha di sektor pelayaran baik penumpang, barang, minyak dan gas hingga off shore (lepas pantai). Pada 1953, delapan perusahaan pelayaran niaga nasional swasta yakni PT. Perindo (Manado), PT. Pemal (Ambon), PT. P.P.S.S (Makasar), PT. Perpelin (Surabaya), PT. M.P.N (Jakarta), PT. Sang Saka (Jakarta), PT. Karimata (Pontianak), PT. Kalimantan (Banjarmasin) sepakat mendirikan organisasi yang disebut Unie Perusahaan Pelayaran Indonesia atau disingkat dengan U.P.P.I.
Pada tahun yang sama yakni 1953 didirikan pula Organisasi Persatuan Pelayaran Seluruh Indonesia yang disingkat dengan Perpepsi yang didirikan oleh enam perusahaan pelayaran nasional yakni PT. Pepana, PT. Bintang Maluku, PT. Indonesia Fortune Lloyd (IFL), PT. M.P.S, PT. Pedjaka dan PT. Nagah Berlian.
Pada tahun 1962, dibentuk Organisasi Perusahaan Sejenis Pelayaran Niaga atau O.P.S Pelayaran Niaga yang beranggotakan perusahaan-perusahaan pelayaran Indonesia yang merupakan penggabungan dari organisasi UPPI dan Perpepsi.
Pada tahun 1967, OPS Pelayaran Niaga ini menjadi Persatuan Pelayaran Nasional (Pelnas) yang beranggotakan perusahaan pelayaran swasta. Selanjutnya pada tahun yang sama, dibentuk Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) yang beranggotakan Pelnas dan perusahaan-perusahaan negara bersifat federatif. Capt. M.J.P Hajijari tercatat sebagai Ketua Umum INSA pertama dengan periode kepengurusan 1967-1970.
Kemudian pada 1970, atas petunjuk Pemerintah c.q Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diadakan peleburan INSA dan PELNAS menjadi INSA yang bersifat Unitaris. Pada tahun yang sama, terjadi pergantian kepemimpinan INSA dari tangan Capt. M.J.P Hajijari ke H. Soedarpo Sastrosatomo. Pendiri dan pemilik PT Samudera Indonesia tersebut memimpin INSA selama dua periode yakni periode 1970—1972 dan terpilih kembali pada 1974, tetapi di tahun itu, dia mengundurkan diri dari Ketua Umum INSA sehingga tampuk kepemimpinan tertinggi di organisasi ini dilanjutkan oleh Capt. Harun Rasidi.
Sejak berdiri hingga saat ini, periode kepengurusan INSA berlangsung selama 22 kali. H. Hartoto Hadikusumo adalah Ketua Umum INSA. Pemilik sekaligus pendiri PT Andhika Line itu memimpin INSA selama empat periode berturut-turut meskipun di periode terakhir, masa tugasnya berakhir karena meninggal dunia. Hartoto memimpin INSA pada periode 1987—1989, 1989—1991, 1991—1994 dan 29 November 1994—17 Desember 1994.
Sosok yang cukup lama memimpin INSA lainnya adalah H. Boedihardjo Sastrosatomo yang memimpin INSA selama tiga periode berturut-turut yakni periode 1978—1981, 1981—1984 dan 1984—1987. Kemudian muncul sosok Drs. Firdaus Wadji yang memimpin INSA tiga periode yakni Plt yang menggantikan H. Hartoto Hardikusumo pada periode 1994—1996, kemudian dilanjutkan dengan dua periode berturut-turut yakni 1996—1998 dan 1998—2002.
Tujuan INSA
Perkembangan keanggotaan
INSA memiliki 40 perwakilan Dewan Pengurus Cabang (DPC) di seluruh wilayah Indonesia. Anggota INSA terdiri dari seluruh perusahaan pelayaran dan perusahaan industri pelayaran yang memiliki izin operasi pelayaran yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan. Kantor DPC itu didirikan untuk mengkoordinasi anggota yang berdomisili di daerah maupun yang membuka kantor cabang.
Anggota INSA bergerak di berbagai sub sektor pelayaran seperti angkutan curah, angkutan cair, angkutan penumpang, angkutan container, angkutan kargo umum, angkutan ekspor, angkutan impor, angkutan minyak dan gas hingga offshore.
Dari waktu ke waktu, anggota INSA terus mengalami peningkatan. Pada 1989, keanggotaan INSA tercatat 306 perusahaan, tahun 1999 naik menjadi 747 perusahaan dan hingga September 2009 tercatat 1.064 perusahaan dan naik menjadi 1.200 perusahaan pada September 2010. Hingga awal Tahun 2017 anggota aktif INSA sebanyak 1. 490 perusahaan.
Sebagai wadah perusahaan pelayaran nasional, INSA juga tercatat sebagai anggota FASA (Federation ASEAN Shipowners Association), ASA (Asian Shipowners Association) dan IMO (International Maritime Organization). Kini, melalui perjuangan yang panjang sejak didirikan dan kerjasama yang solid sesama anggota kendati penuh dinamika, INSA telah dipercaya menjadi organisasi yang diharapkan dapat meningkatkan pelayaran nasional baik di Indonesia dan atau pada perdagangan antarnegara.
Organisasi ini juga berperan aktif mensukseskan program pemerintah asas cabotage (angkutan laut dalam negeri wajib menggunakan kapal berbendera Merah Putih dan diawaki awak berkebangsaan Indonesia) sesuai dengan UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran.
Kepengurusan INSA Periode 2015-2019 saat ini dibawah kepemimpinan Carmelita Hartoto sebagai Ketua Umum yang ditetapkan dengan SK.No.016/KPTS-RUA-XVI/12-2015 tertanggal 12 Desember 2015 berdasarkan Rapat Umum Anggota INSA ke XVI-Lanjutan di Surabaya pada tanggal 10-11 Desember 2015. Sekretraiat INSA beralamat di Jalan Tanah Abang III No.10 Jakarta Pusat 10160 Telp. (021) 3447149, 3842307, fax. 3849522 Email : info@insa.or.id.
VISI
Sebagai infrastruktur pembangun perekonomian, alat pemersatu kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.
MISI