READING

KAMPANYE DUKUNG KEMUDAHAN PERGANTIAN AWAK KAPAL

KAMPANYE DUKUNG KEMUDAHAN PERGANTIAN AWAK KAPAL

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan laut mengajak seluruh kapal yang sedang bersandar, ataupun berlabuh untuk membunyikan suling kapal dalam bentuk tiga long blast atau tiga bunyi panjang secara bersamaan pada pukul 12 siang, Rabu (8/7/2020).

Tiga bunyi panjang suling kapal ini merupakan bentuk dukungan terhadap kemudahan pergantian awak kapal (crew change) yang merupakan tujuan dari Kampanye Global Calling All Ships In Ports Worldwide: Sound Your Horns.

Direktur Perkapalan dan Kepelautan Capt. Sudiono mengatakan, kampanye ini juga merupakan salah satu dari tujuan dan dukungan untuk penyelenggaraan pertemuan Virtual Maritime Summit on Crew Change yang akan dihadiri pula oleh Menteri Perhubungan pada Kamis (9/7).

“Kampanye ini merupakan aksi pendahuluan terhadap upaya untuk mewujudkan kemudahan pergantian awak kapal yang menjadi krisis global akibat Pandemi Covid-19,” ujar Capt. Sudiono dalam siaran persnya, Rabu (08/07/2020).

Menurutnya, awak kapal atau pelaut harus diposisikan sebagai Keyworkers atau pekerja kunci, khususnya di masa Pandemi Covid-19, mengingat di masa sulit ini penting bagi kita untuk memastikan agar rantai pasokan global terus berjalan demi mempertahankan perekonomian nasional.

Selain itu, katanya, penting pula untuk menjaga operasi pelayaran atau transportasi laut tetap berjalan dengan aman dan efisien, mengingat 80% perdagangan dunia dilakukan melalui jalur laut.

Ia menuturkan banyak negara yang belum mengklasifikasikan pelaut sebagai pekerja kunci, sehingga mereka tidak dapat dengan mudah naik atau turun dari kapal karena adanya pembatasan perjalanan.

Hal ini kemudian, dikatakannya, menjadi krisis, karena jika pergantian awak kapal tidak dapat dilakukan, maka kapal tidak akan dapat berlayar, padahal kapal-kapal tersebutlah yang memfasilitasi 80% dari perdagangan dunia.

Ia menjelaskan, ketidakmampuan untuk memfasilitasi pergantian awak kapal inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya penundaan atau kebuntuan dalam keberlangsungan rantai pasokan global yang sangat penting, khususnya di masa Pandemi Covid-19.

“Karena itu, penting bagi perusahaan pelayaran internasional untuk dapat melakukan crew change di seluruh dunia, terlepas dari pembatasan-pembatasan yang diberlakukan di setiap negara sebagai langkah penanggulangan Covid-19,” imbuhnya.

Pemerintah Indonesia, katanya, berperan aktif dalam mendukung kemudahan pergantian awak kapal, salah satunya dengan memfasilitasi pergantian awak kapal bagi pelayaran Internasional yang memerlukan pergantian awak kapal di wilayah Indonesia.

Pada pertemuan Virtual Maritime Summit on Crew Change mendatang, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi rencananya juga akan turut menandatangani Joint Ministerial Statement yang menyatakan dukungan dan komitmen Indonesia terhadap kemudahan pergantian awak kapal.

Ia mengatakan, dengan menandatangani Joint Statement ini, Indonesia menyatakan komitmennya untuk mengklasifikasikan pelaut sebagai pekerja kunci, dengan demikian juga memfasilitasi pelaut untuk dapat bergerak bebas sebagai pekerja kunci yang memberikan pelayanan penting.

“Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk memberikan kemudahan-kemudahan di semua pihak bagi Pelaut dalam melakukan proses pergantian awak kapal dan proses repatriasi, tentunya sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,” pungkasnya. (*)


Your email address will not be published. Required fields are marked *

By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.