Di hari kedua pameran perkapalan internasional Posidonia 2018 (Selasa, 5/6) yang diselenggarakan di Athena, Yunani, potensi bisnis dengan Indonesia memikat perhatian pengunjung pameran, khususnya pengusaha sektor maritim setempat maupun dari berbagai negara.
Puluhan pengunjung mendatangi Stand Indonesia, khususnya terjadi saat acara happy hour berlangsung. Acara dimulai dengan dengan penampilan tarian Bali yang memukau para hadirin.
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan informasi oleh Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto tentang perkembangan sektor perkapalan Indonesia. Pada sesi ini, perhatian khususnya diberikan dari para pelaku usaha maritim baik dari Yunani maupun negara lainnya.
Hadirin juga dimanjakan dengan sajian berbagai makanan tradisional khas Indonesia seperti lumpia, talam ubi, dadar gulung dan gethuk lindri.
“Yunani memiliki armada kapal terbesar di dunia. Karenanya Indonesia perlu menjajaki kerja sama dengan Yunani dalam rangka mewujudkan misi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia” ungkap Duta Besar RI untuk Yunani, Ferry Adamhar.
“Potensi kerjasama tersebut antara lain di sektor ship repair dan angkutan laut antar pulau,” tutur diplomat karier yang sebelumnya pernah menjadi Duta Besar RI untuk Kuwait tersebut.
Setelah Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras di hari pertama (Senin, 4/6), kali ini beberapa pelaku usaha asal Yunani mendatangi stand Indonesia dan berbincang dengan Duta Besar Indonesia untuk Yunani Ferry Adamhar dan Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto.
Salah satu pelaku usaha Yunani yang menaruh perhatian dengan menghadiri happy hour itu Chris Kontoveros. Chris merupakan pemilik salah satu perusahaan frozen seafood ternama Yunani, yang selama ini juga menjadi importir utama frozen octopus dari Indonesia.
Beberapa pengusaha lain yang juga menaruh perhatian pada stand Indonesia itu bergerak di berbagai bidang, seperti seperti maritim, migas, dan perusahaan pengangkutan mobil internasional.(*)
NO COMMENT